Pages

Minggu, 03 Mei 2015

CONTOH TUGAS 1



TUGAS I
MK Telaah Kurikulum Dan Buku Teks
 Alat Musik Tiup Nusantara dari Daerah Riau






OLEH :
Nama : Lothar Martius
Nim : 1205449

JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

Satuan Pembelajaran  : SMP
Mata pelajaran             : Seni Budaya
Kelas                               : VII
Semester                        : 1 & 2
Standar Kompetensi : SENI MUSIK       
           Mengapresiasikan karya seni musik

Kompetensi Inti :
1.     Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.     Menghargai prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli santun, rasa ingin tahu, percaya diri, dan motivasi internal, toleransi, pola hidup sehat, ramah lingkungan dalam berinteraksi serta efektif dengan lingkungan.
3.     Memahami pengetahuan faktual, konseptual, danprosedural dalam ilmu pengetahuan teknologi, seni budaya, dan hubungannya dengan kebangsaan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak nyata.
4.     Mencoba, mengalah, dan mengkaji daam sunnah konkrit (menggunakan, meng uasai,dan merangkai, mem  odifikasi, dan membuat) abstrak (menulis, membaca dan mengkulturasi, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan dari berbagai sumber lainnya sama dengan sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar  :
3.1. Mengidentifikasi  jenis alat musik daerah setempat .
3.2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan alat musik daerah      setempat.


Indikator  :
Ø Mengidentifikasi  jenis-jenis alat musik etnik dari daerah setempat.
Ø Mengidentifikasi elemen-elemen musik; irama,tempo,nada,dinamika,dan dari alat musik daerah setempat.
Ø Mendeskripsikan alat musik ( pemain pergaulan )yang ada didaerah setempat.


A. MATERI PELAJARAN

ALAT-ALAT MUSIK TRADISIONAL DAERAH RIAU
  NAFIRI “

SEJARAH DAN ASAL USUL NAFIRI

Asal-usul alat musik tersebut belum begitu jelas. Jika melihat perjalanan sejarah provinsi Riau, sejak dahulu sejak ditempati oleh orang-orang melayu pada masa kerajaan Sriwijaya. Orang melayu tersebut menempati berbagai macam tempat diselat Malaka. Pembaruan yang terjadi antara masyarakat melayu dengan suku bangsa Padang, jawa, Minangkabau, Bugis, Banjar, dan Batak menyebabkan munculnyaberbagai macam budaya termasuk didalamnya alat-alat musik .
Akan tetapi, ada suatu pendapat bahwa alat musik ini bersal dari India karena mirip dengan alat musik untuk memainkan ular. Selain itu ada juga pendapat bahwa alat musik ini berasal dari Timur Tengah karena adanya kemiripan nama yaitu naifr.
                Pada zaman kerajaan-kerajaan, nafiri merupakan salah satu alat yang penting digunakan pada acara penobatan raja , pada masa kerajaan dulu, alat pusaka Nobat seperti Nafiri, gendang, sirih esar, dan cogan merupakan lambang negara atau yang biasa disebut regelia kerajaan yang dijadikan sebagai kekuatan spiritual dan kehormatan kerajaan bersama dengan adat istiadat. Tanpa adnya alat-alat terebut, maka penobatan seorang raja tidak akan disahkan.
                Ada kepercayaan pada zaman dahulu, jika kedua kekuatan spiritual tersebut telah rusak, maka akan hancur dan  runtuhlah harkat dan harga diri bangsa tersebut. Bagi kerajaan-kerajaan melayu di rantau itu sebuah kerajaan boleh saja ditaklukan, jika regelia kerajaannya lemah.
                Tapi, jika Regelia kerajaan tidak dirampas dan tidak direbut, dan selagi regelia sakti itu masih dipegang oleh rajanya, maka kedaulatan negeri itu masih tegak. Sultannya tetap punya kedaulatan, dan dia bisa mendirikan kerajaan dimana saja, dan dijadikan raja dimana saja. Karena alat-alat yang dianggap memiliki kesaktian itu belum ditaklukan. Dan oleh karena itulah siapapun yang memegang dan diberi tugas menjaga Regelia itu adalah orang yan kuat dan perkasa.
                Seseorang yang memiliki kekuasaan jauh diatas kekuasaan lain, termasuk sultannya sendiri, biasanya orang tersebut merupakan penasihat raja. Di Kedah nafiri bersama dengan alat-alat nobat lainnya  disimpan dalam sebuah tepat yang bernama Balai Nobat.
                Balai nobat sendiri merupakan bangunan yang khas dengan arsitektur islam, karena terdapat kubah diatasnya. Bangunan ini sudah sering dorenovasi, terutama pada zaman Pemerintahan Sultan Kedah yang ke-25 yaitu Sultan Ahmad Tajuddin Mukarram Shah yang telah menduduki tahta mulai tahun 1854 hingga 1879.
                Nobat berasal dari kata Persia “ Naubat “ yang berarti sembilan instrumen. Nobat merupakan Orkestra Musik kerajaan yang digunakan terutama untuk penobatan raja, bangsawan serta penyambutan tamu istimewa. Para pemainnya disebut dengan Orang Nobat. Nobat juga dimainkan bersama dengan perayaan-perayaan suci lainnya seperti kematian. Ada sebuah kepecayaan bahwa Nobat itu berasal dari Tradisi India yang ditularkan oleh para pedagang yang saat itu singgah di Selat Malaka.
Di Malaysia kita juga akan menemukan alat musik yang disebut dengan nafiri, walaupun dengan bentuk yang sedikit berbeda. Di negara tersebut alat musik ini digunakan untuk mengiringi lagu-lagu daerah dan juga upacara adat. Kita dapat melihat alat ini pada orkestra nobat  di Malaysia. Alat musik ini juga digunakan untuk penobatan gelar kebangsawanan, salah satu orang yng pernah mendapatkan gelar kehormatan di Riau adalah sultan Hemengku Buwono X.
                Ketika penobatannya berlangsung, suara nafiri bersama dengan alat musik lainnya mengiringi acara tersebut didepan sidang Majelis Perapatan Adat Melayu. Alat-alat tersebut digunakan sebagai penanda diangkatnya seseorang sebagai bangsawan. Dan pada saat ini fungsi Nafiri menjadi berkurang, karena hanya digunakan pada acara-acara kerajaan atau perayaan-perayaan yang dilakukan oleh masyarakat melayu.
Menurut kepercayan orang melayu Riau, ketika memainkan alat musik ini para pemainnya dirasuki oleh para dewa, mambang, dan peri. Sehingga seolah-olah mereka menyampaikan pesan adanya bahaya atau kejadian penting lannya. Oleh karena itu, sebelum ditiup, alat musik ini perlu dipusung,yaitu diasapi diatas pedupaan. Nafiiri ditiup dengan aliran udara yang tidak terputus selama dua atau tiga jam. Pemain nafiri harus orang yang memiliki nafas panjang, sehat badannya, dan memiliki teknik khusus sehingga tidak putus tiupannya, nafiri ditiup hanya dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya memegang bagian bawahnya.


Fungsi dan kegunaan Nafiri :
Ø  Pengiring tarian tradisional, tari lnai, tari jinugroho, dan tari Olang.
Ø  Sebgai alat musik utama dalam musik nobat, yang merupakan musik yang diainkan dilingkungan masyarakat.
Ø  Sebagai melodi untuk menentukan gerakan-gerakan silat.
Ø  Sebagai penobatan raja-raja ketika Riau masih berbentuk kerajaan serta kebangsawanan.
Ø  Sebagai pertanda terhadap terjadinya peperangan, bencana, dan kematian.
Ø  Sebagai penanda spiritual untuk memanggil dewa, roh, atau arwah nenek moyang.



Cara membuat Nafiri :
                Terbuat dari kayu yang berukuran 25-45 sentimeter. Antara batang dan tempat tiupnya diberi batas yang terbuat dari tepurung kelapa. Nafiri menggunakan semacam lidah yang terbelah dua yang terbuat dari daun kelapa yang muda atau ruas bambu yang sudah kering. Lidah tersebutlah yang disebut dengan vibrator yang akan mengeluarkan suara atau bunyi-bunyian. Lubang jari ada tiga buah yang kira-kira sebesar biji jagung untuk mengatur tinggi rendahna nada. Pada bagian pangkalnya diberi sambungan yang berbentuk seperti bujur telur yang terpotong dan berongga untuk membuat volume yang dikeluarkan lebih besar. Musik yang dikeluarkan terdengar seperti meronta-ronta daripada melodi yang jelas utuk didengar.
                Sepotong kayu yang telah dikerat menurut ukuran yang dikehendaki ditoreh besar dipangkalnya sehingga bentuknya mirip dengan telur yang sudah dipotong bagian ujungnya. Kemudian diberi bebatang, proses tersebut yang disebut dengan balan, atau bakal nafiri. Kemudian balan tersebut diperhalus dengan menggunakan pisau raut dan digesek untuk dihaluskan dengan daun trap atau kelopak bunga sukon yang hanya ditemukan didaerah sumatera. Kemudian lubangi dengan menggunakan gurdi kecil dan pahat, dan akabn membuat nafiri tersebut berongga dengan tebal kulitnya kurang lebih setengah sentimeter. Pada batang nafiri dibuat lubang-lubang jari dengan menggunakan besi yang dipanaskan. Cara memainkan dan membuat nafiri diturunkan secara turun-menurun dari generasi ke generasi oleh masyarakat Melayu Riau.












RANGKUMAN

Nafiri merupakan alat musik tradisional yng berasal dari provinsi Riau di pulau sumatera yang bentuknya mirip dengan terompet. Kita dapat melihat permainan alat musik ini bersama dengan pertunjukan makhyong yang  merupakan sebuah bentuk kesenian tradisional yang saat ini masih dimainkan dan diwariskan di provinsi Riau.
Selain sebagai alat musik, Nafiri juga digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat melayu. Terutama untuk memberitahukan adanya bencana, dan berita tentang kematian. Cara memainkan alat musik nafiri yaitu dengan ditiup, dan nada yang keluar sesuai dengan tiupan yang kita berikan. Nafiri ini adalah jenis alat musik tiup. 
                Pada zaman Kerajaan Melayu dahulu nafiri digunakan sebagai alat untuk menyatakan peperangan terhadap kerajaan lain, selain itu juga digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan rakyat agar mereka segera datang ke alun-alun istana untuk mendengarkan berita atau pengumuman dari raja mereka. Oleh karena itu alat musik ini dijadikan sebagai barang pusaka kerajaan.
                Nafiri merupakan salah satu alat yang penting untuk  digunakan pada acara pertabalan raja dan sebagai alat musik di Istana, pada kerajaan melayu dahulu, alat pusaka Nobat seperti Nafiri, gendang, sirih esar, dan cogan merupakan lambang negara atau yang biasa disebut regelia kerajaan yang dijadikan sebagai kekuatan spiritual dan kehormatan kerajaan bersama dengan adat istiadat.
               




DAFTAR PUSTAKA


SUMBER PELAJARAN / BUKU

Hermawan. Agus. Budaya dan Adat Istiadat Riau . 1987.Jakarta : Resist Book

Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara. Profil Provinsi Republik Indonesia : Riau. 1992. Jakarta : Yayaysan Bhakti Nusantara
               











0 komentar:

Posting Komentar


counter