Pages

Senin, 03 November 2014

Asal Usul Kerinci Dan Yang Menyangkut Dengan Kerinci


Nenek Moyang KERINCI Sakti

ASAL USUL NENEK MOYANG KERINCI
              Berbicara asal usul uhang kincai,menurut Umar Ali ( 70 ) mantan Depati Atur Bumi Hiang mengungkapkan bermula dari lembaran sejarah Iskandar Zulkarnain Menikah  dengan Zailun melahirkan empat orang anak, yaitu :
Maharajo Alif di negeri RUM
Maharajo Dipang di negeri China/Jepang
Maharajo Dirajo di Minangkabau ( Pariangan Padang Panjang)
Indarjati di Pariangan Tinggi ( Hiang Tinggi)
 
 Indarjati menikah dengan Indi Jelatah melahirkan keturunan 2 orang yaitu 
1.Perpatih nan Sebatang Tinggal di pariangan padang panjang
2. Indarbayo.ikut ke luhak alam kerinci
Indarjati dan anaknya Indarbayo berlayar pula keluhak alam kerinci sedangkan perpatih nan Sebatang karena asik pula bermain dengan rekannya, ia tak ikut serta, kemudian di persiapkan alat untuk berangkat, pertama payung sekaki, tombak nan sebuah, keris nan satu, di bawa pula kambing nan seekor.
             Dalam perjalanan menuju luhak Alam Kerinci. Ia kesulitan karena medan tempuh rute laut lepas, Alloh menurunkan petunjuk dengan menerbangkan daun sintuh dengan berlabuh di gunung Jelatang.
Tahun berlalu musim berganti, Indarjati dan istrinya mendapatkan keturunan 3 orang yaitu :
Indar tunggal atau Indar Bersusu Tunggal, inilah yang biasa disebut “nenek bersusu tunggal ‘ di Gunung Jelatang Periangan Tinggi.
Indar nan Beterawang Lidah tinggal di Gunung Jelatang periangan Tinggi
Indi Maryam Merantau ke negeri sembilan malaysia.
Setelah Indar Bersusu Tunggal dewasa, maka ia menikah dengan dengan “ Samiah. Dari pernikahan ini ia memperoleh anak :
Puti Dayang Indah tinggal di gunung Jelatang periangan Tinggi, Koto Jelatang Hiang Tinggi
Puti Dayang ramayah tinggal di Kemantan
Puti (putri) Dayang Rawani di Talang Jeddah Jambi
Kemudian Puti Dayang Indah  melahirkan 5 orang anak, yaitu :
dari Indah
dari Setu
Indi Cincin
Mipin
Mas jamain
Dari Lima inilah yang disebut dengan nenek limo Hiang Tinggi – Hiang Karya

Puti Dayang Ramayah melahirkan anak satu orang , yaitu :
Si Bungo Alam
Puti dayang Rawani menikah dengan seorang laki-laki asal Jawa Mataram yaitu Diwan Abdul Rahman, melahirkan keturunan bertempat tinggal di jambi, yaitu :
Karban
Kartan
Kalipan
Lalu Puti dayang Rawani dan suaminya pergi ke Jawa Mataram dan melahirkan 3 orang anak yaitu : 1. Nahkudo belang. 2. Nahkudo Kumbang, dan 3. Gajah Mada.(tertulis di aur Kuning berbahasa Jawa Kuno yang masih disimpan di rumah gedang nenek limo Hiang Tinggi- Hiang Karya )
1. Dari Indah melahirkan pula :
1.      Incik Permato Mendiami Koto pandan Pondok Tinggi
2.      Intan Permato Mendiami Pulau Sangkar
3.      Lilo Permato Mendiami Muara Kerinci Sandaran Agung (Sanggaran Agung)
2. Dari Setu  melahirkan keturunan tiga orang, Yaitu :
Pajinak mendiami latin Limau Sering S. Penuh
Ungguk Mendiami Koto Beringin Rawang
Mangku Agung Mendiami Tebat tinggi
3. Indi Cincin melahirkan keturunan :
Si Jaburiyah ( ambai )
Si Jaburino ( Betung kuning )
4. Mipin  melahirkan satu orang yaitu Siti Padan ( Koto Baru Hiang)
5. Mas Jamain Suaminya Sutan maalim Hidayah asal pagaruyung melahirkan keturunan :
1. Serujan Angin ( Temiai )
2. Tiang Bungkuk ( Hulubalang Temiai )

            Dituturkan Indarjati yang gaib yang tiada kembali dalam persemedian di alam gaib. Indar Bersusu Tunggal  gelar Depati Batu Hampar. Setelah melihat kehilir kemudik air laut telah surut, maka dipecahlah pembagian wilayah, untuk menunggu negeri yang dibagi masing-masing :
Incik permato menunggu latih Koto Pandan, Pondok Tinggi
Pajinak menunggu Koto limau Sering Sungai Penuh
Ungguk menunggu latih Koto Beringin Rawang
Mangku Agung menunggu Tebat tinggi, S. Tutung
Si Bungo Alam Menunggu  Talang Banio Kemantan
Puti Dayang ramayah menunggu Kemantan Darat.
Dari pembagian inilah yang disebut Latih Yang Enam Luhak Alam Kerinci.



-Sementara itu di sebelah hilir Serujan angin menunggu Temiai yang mewarisinya Depati Muaro           Langkap
-Lilo Permato menunggu Pulau Sangkar yang mewarisinya Depati Rencong Telang
-Intan Permato  Sanggaran Agung dan Pengasi yang mewarisinya Depati Biang sari

                Kemudian Indar bersusu Tunggal diangkat pula Sultan Maalim Hidayah menjadi Depati Atur Bumi. Ini disebut Depati 4 alam kerinci, yaitu :
Depati Atur Bumi di Hiang/Depati Batu Hampar
Depati Biang sari di Pengasi
Depati Rencong Telang Di pulau sangkar
Depati Muaro Langkap di Temiai
Ini disebut 4 diateh ( Kerinci Tinggi ),kemudian didirikan pula kerinci rendah ( 3 di baruh ), yaitu :
1.      Karban mewarisi Depati Setio Rajo di nalo tantan, Bangko
2.      Kartan mewarisi Depati Setio Nyato di perentak,s. manau
3.      Kalipan mewarisi Depati setio Betui di  limbur tanah tumbuh
Si Bungo Alam melahirkan tiga orang anak, Yaitu :
Cik Kerah ( Kemantan )
Cik Kudo ( Kemantan )
Si Jago-jago Hulubalang Rajo Siulak.
Datang pula dari jambi bandaro Putih sebutan Pangeran Temenggung dengan membawa kain kehormatan  di berikan kepada depati muaro Langkap di temiai, depati rencong Telang di pulau Sangkar, depati Biang sari di Pengasi dan Depati Atur Bumi di Hiang.
Oleh Depati Atur Bumi di bagi pula kain kebesaran olehnya dengan delapan bahagian, yaitu :
Rawang Mudik                      : Depati cayo Negeri
Rawang Hilir                          : Depati Mudo Manggalo Batarawang Lidah
Tanah Kampung                     : Depati Kepalo Ino
Semurup/Siulak                      : Depati Kepala Sembah
Koto Tuo/Sekungkung : Depati Kuning/Depati Tujuh
Penawar                                  : Depati Penawar/Depati Mudo Terawang Lidah
Seleman                                  : Depati Tarah Bumi/Depati Serah Bumi Sirahmato
Hiang                                      : Depati Atur Bayo
Khusus Sungai Penuh Depati Ngabei
 Ini disebut Negeri  delapan helai kain yang dikepalai Depati Atur Bumi Hiang
            Ada beberapa bukti pusaka, bukti dari zaman kerajaan ini yang dinilai masih memiliki nilai mistik, diantaranya keris samapi kini dinyatakan hilang, sedang tombak dan gading gajah masih tersimpan. Konon apabila diritualkan di musim panas bisa mendatangkan karomah berupa hujan deras.
            Semua Pusako ini tersimpan di rumah pusako Deapti Atur Bumi yang hanya di turunkan secara sakral bila ada kenduri sko yang dilaksanakan lima tahun sekali.
            Empat diatas ( Kerinci Tinggi )meliputi daerah kerinci yang pemerintahannya diselenggarakan oleh 4 Depati ( Depati 4 Alam Kerinci ), yaitu :
Depati Muaro Langkap Temiai Dan Depati Biang Sari Pengasi Menguasai Tanah Sebelah Tenggara Dan Timur Danau Kerinci
Depati Rencong Telang Berpusat Di Pulau Sangkar Dengan Daerah Keuasaannya Tanah Sebelah Barat Dan Selatan Danau Kerinci
Depati Atur Bumi/Depati Batu Hampar Berpusat Di Hiang Meliputi Tanah Sebelah Barat Laut Dan Tenggara Danau Kerinci Sampai Gunung Kerinci

Tiga di baruh ( Kerinci Rendah ) Yaitu :
Daerah Bangko atas meliputi daerah Depati Setio Rajo Lubuk Gaung, nalo Tantan, bangko
Depati Setio Nyato di Perentak , Sungai manau
Depati Setio betui di Tanah Tumbuh.

Bangko Di bawah terdiri dari :
Daerah batin IX ( Batin IX Ulu dan Batin IX Ilir )
dan daerah induk Enam yang disebut luhak XVI meliputi daerah :
-         Tiang Pumpung
-         Dusun Tuo
-         Sanggerahan
-         Sungai Tenang
-         Serampas
-         Pemberap

LEGENDA DANAU KERINCI

              Danau Kerinci, danau terbesar di provinsi Jambi ini menyimpan pesona yang luar biasa. Danau ini memiliki luas sekitar lima ribu meter persegi di ketinggian 783 meter di atas permukaan air laut. Gunung-gunung tinggi mengelilingi danau Kerinci, salah satunya adalah Gunung Raja.
              Menurut legenda danau Kerinci dulu disebut danau Gedang. Luas danau Gedang meliputi seluruh lembah Kerinci sekarang mulai dari kaki gunung Kerinci di utara sampai kaki gunung Raya di selatan. Di dasar danau Gedang berdiam seekor naga raksasa bernama Calungga. Calungga mempunyai adik seorang manusia bernama Calupat.
              Dulunya Calungga adalah seorang manusia. Dia dan Calupat tinggal di pinggir danau Gedang. Suatu saat Calungga memakan sebutir telur naga yang  ditemukannya di hutan. Calungga tiba-tiba berubah menjadi naga dan wataknya menjadi beringas. Takut terjadi apa-apa,  Calungga menyuruh adiknya Calupat menyingkir jauh serta Calungga sendiri terbang menuju danau Gedang. Dengan hati sedih, Calupat berlari menjauh dari kakaknya yang telah berubah menjadi naga.
              Setelah beberapa tahun menahan rindu, Calupat akhirnya ingin bertemu dengan Calungga. Calungga menemui adiknya di tepi danau dan Calungga berenang menyusuri danau terus ke sungai yang berhulu di danau. Sungai yang kecil dijebol oleh Calungga sehingga dia bisa lewat. Air  danau yang melimpah lama-lama menjadi surut karena dijebol oleh Calungga. Danau Gedanag yang dulu airnya banyak akhirnya menjadi kecil hanya seluas danau Kerinci sekarang ini. Lahan bekas danau Gedang yang luas menjadi lembah Kerinci.
               Masyarakat Kerinci khususnya masyarakat di sekeliling danau Kerinci hidup amat bergantung kepada danau ini. Disinilah masyarakat menebar benih harapan, mencari ikan, membuat karamba dan bertani dengan menanam padi di seputar danau. Selain itu pasir danau Kerinci juga ditambang sebagai material bangunan untuk dijual di seluruh wilayah kabupaten Kerinci.
               Oleh pemkab danau Kerinci dimanfaatkan sebagai sumber air baku PDAM Tirta Sakti. Selain itu diadakan Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) setiap tahun sebagai sarana untuk mempromosikan wisata danau Kerinci. Lokasi festival di pesanggrahan Sanggaran Agung tidak jauh dari jalan raya Sungai Penuh – Jambi; sekitar tiga puluh menit perjalanan dari Sungai Penuh. Beberapa acara digelar untuk mengisi acara ini seperti lomba tari, parade budaya, pameran wisata dan pembangunan. Meski demikian, festival ini kurang begitu terdengar gaungnya. Pengunjung yang datang kesini hanya masyarakat lokal dan dari daerah tetangga.
 
Pesanggrahan Sanggaran Agung
                 Selama ini Sanggaran Agung merupakan lokasi favorit untuk melihat danau Kerinci karena lokasinya mudah dicapai. Dari Sungai Penuh tinggal belok ke arah pesanggrahan melewati jembatan Sanggaran Agung. Harga tiket masuk pesanggrahan Rp 3.000,-. Disini kita bisa melihat indahnya danau Kerinci yang dikelilingi pegunungan. Fasilitas disni cukup lengkap mulai dari toilet dan mushola. Setiap hari Sabtu dan Minggu tempat ini selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal.
                 Selain di Sanggaran Agung, danau Kerinci bisa dilihat dari beberapa titik di sekeliling danau seperti di Tanjung Hatta, Tanjung Repelita dan Koto Petai. Di Tanjung Hatta terdapat pantai berbatu karang dan ada sebuah pohon beringin yang ditanam oleh proklamator Drs. Mohammad Hata.
                 Di Tanjung Pelita desa Pidung kita dapat melihat danau Kerinci dari ketinggian. Namun, Tanjung Pelita mulai ditinggalkan pengunjungnya karena fasilitas disini seperti tempat duduk mulai rusak serta banyaknya rumput liar yang mengganggu pemandangan.

Pantai Indah Koto Petai
                  Lokasi favorit saya untuk menikmati indahnya danau Kerinci adalah Pantai Indah di Koto Petai. Terletak tidak jauh dari jalan desa Koto Petai dekat SMP Negeri 4 Kerinci, pantai ini cukup ramai dikunjungi wisatawan. Berbeda dengan pantai di Sanggaran Agung yang curam, pantai di Koto Petai sangat landai sehingga cukup aman untuk dipakai berenang.
                  Di tepi pantai terdapat sebuah lapangan bola yang sering dipakai warga untuk bermain bola. Di dekatnya terdapat deretan perahu nelayan. Antara pantai dan danau dipisahkan oleh batu berajut untuk memecah ombak.  Di depan sana terhampar karamba-karamba nelayan. Melihat indahnya danau membuat saya ingin berlama-lama disini dan tak ingin pulang …

DANAU GUNUNG TUJUH : DANAU TERTINGGI DI ASIA TENGGARA
                  Kerinci boleh bangga dengan keberadaan Danau Gunung Tujuh yang merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara. Selain itu keberadaan Danau Kerinci yang merupakan terbesar kedua setelah Danau Toba di Sumatera Utara. Serta terdapat bbeberapa danau kecil lainnya dengan keindahan alamnya yang unik. Danau Belibis dengan alam yang masih asli memberikan sentuhan yang berbeda.
                  Danau Gunung Tujuh merupakan danau kaldera yang terbentuk akibat kegiatan gunung berapi di masa lampau. Pada ketinggian 1.996 m dpl, danau ini merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara. Danau ini sering ditutupi kabut dengan suhu rata-rata 17 0C. Luas Danau ± 960 ha dengan panjang berkisar 4,5 km dan lebar 3 km. Danau ini dikelilingi oleh tujuh gunung, yaitu Gunung Hulu Tebo (2.525 meter), Gunung Hulu Sangir (2.330 m), Gunung Madura Besi (2.418 m), Gunung Lumut yang ditumbuhi berbagai jenis lumut (2.350 m), Gunung Selasih (2.230 m), Gunung Jar Panggang (2.469 m), dan Gunung Tujuh (2.735 m). 
                  Danau Gunung Tujuh dikenal sebagai Danau Sakti oleh masyarakat Kerinci. Air danau selalu terlihat bersih bahkan daun-daun pun tidak ditemukan walaupun terdapat banyak pohon tumbang dipinggir danau. Menurut masyarakat sekitar Kejadian-kejadian aneh sering terjadi, seperti perubahan cuaca secara tiba-tiba. Pada saat pembukaan wilayah danau, salah seorang pekerja menceritakan bahwa perahu yang ditumpanginya berputar di tengah danau tanpa penyebab yang jelas. 
                  Masyarakat sekitar percaya bahwa Danau Gunung Tujuh dihuni oleh mahkluk halus yang berwujud manusia, bernama “Lbei Sakti” dan “Saleh Sri Menanti” dengan beberapa pengikutnya yang berwujud harimau. 
                  Danau Gunung Tujuh merupakan sumber penghidupan bagi beberapa warga desa. Terdapat beberapa pondok dipinggir danau yang digunakan oleh nelayan sebagai tempat tinggal. Sehari-hari para nelayan mencari ikan dengan perahu dan lukah, pagi hari lukah dipasang di tengah danau kemudian sorenya lukah ini diangkat. 
                  Perahu yang digunakan terbuat dari satu kayu bulat utuh dengan diameter berkisar 30-40 cm, kemudian dengan pengerjaan sedemikian rupa kayu bulat ini dibentuk seperti perahu. Lukah yang digunakan oleh nelayan terbuat dari bilah-bilah bambu yang dianyam. Lukah ini diikat pada bagian tengah tali, pada ujung tali diikatkan botol minuman (sejenis botol Aqua) dan batu pada ujung lainnya sebagai pemberat.
                  Danau ini terletak di Desa Pelompek Kecamatan Kayu Aro dengan jarak ± 56 km dari Sungai Penuh. Untuk menikmati keindahan dan kesejukkan udara Danau Gunung Tujuh pengunjung harus berjalan kaki melewati jalan setapak selama 2-3 jam.

Huuffff capek bangat posting dari tadi siang sampe sore.
Semua pengunjung blog ini,jika anda ingin membaca sejarah kerinci yang lebih detail silahkan Browser di Fire Box yang kini anda gunakan dan jangan lupa tinggalkan KOMENTAR anda di blog ini.

Kunjungi:
Facebook: Yurike pratama
Twitter    :@yurikepratama29

Sekian dulu ya, See You

0 komentar:

Posting Komentar


counter