Pages

Senin, 22 Oktober 2018

PENDIDIKAN SENI DALAM PETA ILMU PENGETAHUAN


PENDIDIKAN SENI DALAM PETA ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam tiga bidang, yaitu ilmu-ilmu pengetahuan alam (natural sciences), ilmu pengetahuan sosial (social sciences) dan ilmu-ilmu budaya (cultural dan human sciences). Kutub ilmu ilmu yang secara mendasar bertolak belakang paradigmanya ialah ilmu-ilmu pengetahuan alam dengan ilmu-ilmu budaya dan kemanusiaan, karena tiap-tiap bidang ilmu tersebut mempunyai paradigma yang sukar didamaikan. Diantaranya kedua ilmu-ilmu pengetahuan alam dan ilmu budaya dan kemanusiaan, ada ilmu-ilmu pengetahuan sosial (Rohidi 2012: 37).
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima – ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu diartikan sebagai Idroku syai bi haqiqotih (mengetahui sesuatu secara hakiki). Dalam bahasa Inggris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science (berasal dari bahasa latin dari kata Scio, Scire yang berarti tahu) umumnya diartikan ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama (Suriasumantri 1998: 39).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (DepDikBud. 1988: 231) memiliki dua pengertian: ilmu pengetahuan diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya. Ilmu pengetahuan juga diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu batin, ilmu sihir, dan sebagainya. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi (Bertens 1989: 16).
Setiap aktivitas ilmiah tentu bertolak dari konsep, karena konsep merupakan sebuah struktur pemikiran. Sontag (1987: 141)  menyatakan bahwa setiap pembentukan konsep selalu terkait dengan empat komponen, yaitu, kenyataan (reality), teori (teori), kata-kata (words), dan pemikiran (thought). Kenyataan hanya akan merupakan sebuah misteri manakala tidak diungkapkan ke dalam bahasa. Teori merupakan tingkat pengertian tentang sesuatu yang sudah teruji, sehingga dapat dipakai sebagai titik tolak bagi pemahaman hal lain. Kata-kata merupakan cerminan ide-ide yang sudah diverbalisasikan. Pemikiran merupakan produk akal manusia yang diekspresikan ke dalam bahasa. Kesemuanya itu akan membentuk pengertian pada diri manusia, pengertian ini dinamakan konsep.
Suatu disiplin akan dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut  memiliki status keilmuan yang jelas. Suatu disiplin ilmu dapat dilakukan pengujian empiris apabila disiplin ilmu tersebut memiliki kejelasan minimal dalam empat hal, yaitu: (1) kejelasan obyek yang menjadi garapan penyelidikannya atau jelas mengenai obyek studinya, (2) kejelasan dalam menggunakan metodologi penyelidikannya, baik bersifat kuantitatif atau kualitatif bahkan mungkin merupakan gabungan dari keduanya, (3) kejelasan mengenai isi atau substansi dari ilmu tersebut dan (4) kejelasan mengenai fungsinya dalam mengatasi atau memecahkan salah satu aspek masalah yang dihadapi manusia.
Daoed Joesoef (1987: 25-26)  menunjukkan bahwa pengertian ilmu mengacu pada tiga hal, yaitu: produk-produk, proses, masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai Produk yaitu pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebanarannya oleh masyarakat ilmuwan. Pengetahuan ilmiah dalam hal ini terbatas pada kenyataan-kenyataan yang mengandung kemungkinan untuk disepakati dan terbuka untuk diteliti, diuji, dan dibantah oleh seseorang.
Ilmu pengetahuan sebagai Proses artinya kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita kehendaki. Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses ini adalah analisis-rasional, objektif, sejauh mungkin “impersonal” dari masalah-masalah yang didasarkan pada percobaan dan data yang dapat diamati. Bagi Thomas Khun “normal science” adalah ilmu pengetahuan dalam artian proses.
Ilmu pengetahuan sebagai Masyarakat artinya dunia pergaulan yang tindak-tanduknya, perilaku dan sikap serta tutur katanya diatur oleh empat ketentuan (imperative) yaitu universalisme, komunalisme, tanpa pamrih (disinterstedness), dan skeptisisme yang teratur.
Van Meslen (1985: 65-66)  mengemukakan beberapa ciri  yang menandai ilmu pengetahuan yaitu: (1) Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara lohis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus (susunan logis). (2) Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung  jawab ilmuwan. (3) universalitas ilmu pengetahuan. (4) Objektivitaas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subjektif (5) Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan. (6) progresivitas artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-problem baru lagi. (7) Kritis, artinya tidak ada teori ilmiah yang difinitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru. (8) Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.
Pendidikan Seni sebagai Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan peta ilmu pengetahuan, pendidikan dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan bisa ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan budaya karena memenuhi syarat-syarat ilmu pengetahuan. Khusus untuk pendidikan seni lebih tepat pada posisi ilmu pengetahuan budaya dan ilmu pengetahuan sosial. Dalam ilmu pengetahuan, ada dua istilah penting yaitu paedagogie (pendidikan) dan paedagogiek (ilmu pendidikan) (Purwanto 2004:3). Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan yang lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan, sedangkan pedagogi berarti pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek menyangkut kegiatan mendidik, dan kegiatan membimbing anak.
Dolanan Tradisional Gerak dan Lagu merupakan salah satu media sosialisasi dan pembentukan karakter anak usia dini masuk dalam wilayah pendidikan seni, yang dalam ranah ilmu pengetahuan masuk kategori  ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan budaya. Dolanan tradisional gerak dan lagu anak bersumber dari masyarakat, yang obyek material dan obyek formalnya memenuhi kriteria sebuah ilmu pengetahuan. Obyek materialnya apabila dilihat dari rumpun ilmu pengetahuan sosial adalah manusia (dalam hal ini adalah anak usia dini) yang pada hakekatnya berbeda dengan benda mati atau tumbuhan dan hewan sehingga harus dikaji dengan menggunakan ilmu pengetahuan sosial, sedangkan apabila dilihat dari rumpun ilmu pengetahuan budaya, maka dolanan tradisional gerak dan lagu anak dikaji dari sudut pemaknaannya. 
 Metode yang digunakan untuk mengkaji dolanan tradisional gerak dan lagu anak menggunakan metode ilmu pendidikan.  Metode ilmu pendidikan adalah prosedur yang menggunakan pola pikir dan pola kerja yang sistematis untuk mendapatkan kebenaran pengetahuan yang sah (valid) dan dapat dipercaya (reliabel).  Metode penelitian yang dominan dalam program pendidikan adalah survey, eksperimen, studi kasus, kaji tindak dan penelitian masa depan. Metode-metode tersebut penting sehingga ilmu pendidikan seni dapat  mengimplementasikan, menggambarkan, menjelaskan, meramalkan dan pengendalian terhadap fenomena dan gejala-gejala pendidikan.  Dolanan tradisional gerak dan lagu anak apabila dilihat dari rumpun ilmu pengetahuan sosial, maka metode pengukuran yang digunakan adalah survey, korelasi. Sedangkan apabila dilihat dari rumpun ilmu pengetahuan budaya, maka metode yang digunakan adalah penafsiran.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat pendidikan seni masuk dalam peta ilmu pengetahuan dengan menempati posisi kategori ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan budaya.


Daftar Pustaka
Bertens. K.1989. Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat  Ilmu, Gramedia,  Jakarta.

Daoed Joesoef, 1987. “Pancasila Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan”, dalam Pancasila sebagai orientasi Pengembangan Ilmu.Yogyakarta:  PT Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat.

Dep.Dik.Bud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2012. Metodologi Penelitian. Semarang: Penerbit Cipta Prima Nusantara Semarang

Sontag. 1987.  Element og Philosophy. New York:Charles Schibner’s Son.

Suriasumantri, Jujun S. 1998. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Van Meslen, 1985. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. Jakarta: Gramedia.







0 komentar:

Posting Komentar


counter