Pages


counter

Senin, 22 Oktober 2018

PENDIDIKAN SENI DALAM PETA ILMU PENGETAHUAN


PENDIDIKAN SENI DALAM PETA ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam tiga bidang, yaitu ilmu-ilmu pengetahuan alam (natural sciences), ilmu pengetahuan sosial (social sciences) dan ilmu-ilmu budaya (cultural dan human sciences). Kutub ilmu ilmu yang secara mendasar bertolak belakang paradigmanya ialah ilmu-ilmu pengetahuan alam dengan ilmu-ilmu budaya dan kemanusiaan, karena tiap-tiap bidang ilmu tersebut mempunyai paradigma yang sukar didamaikan. Diantaranya kedua ilmu-ilmu pengetahuan alam dan ilmu budaya dan kemanusiaan, ada ilmu-ilmu pengetahuan sosial (Rohidi 2012: 37).
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima – ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu diartikan sebagai Idroku syai bi haqiqotih (mengetahui sesuatu secara hakiki). Dalam bahasa Inggris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science (berasal dari bahasa latin dari kata Scio, Scire yang berarti tahu) umumnya diartikan ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama (Suriasumantri 1998: 39).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (DepDikBud. 1988: 231) memiliki dua pengertian: ilmu pengetahuan diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya. Ilmu pengetahuan juga diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu batin, ilmu sihir, dan sebagainya. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi (Bertens 1989: 16).
Setiap aktivitas ilmiah tentu bertolak dari konsep, karena konsep merupakan sebuah struktur pemikiran. Sontag (1987: 141)  menyatakan bahwa setiap pembentukan konsep selalu terkait dengan empat komponen, yaitu, kenyataan (reality), teori (teori), kata-kata (words), dan pemikiran (thought). Kenyataan hanya akan merupakan sebuah misteri manakala tidak diungkapkan ke dalam bahasa. Teori merupakan tingkat pengertian tentang sesuatu yang sudah teruji, sehingga dapat dipakai sebagai titik tolak bagi pemahaman hal lain. Kata-kata merupakan cerminan ide-ide yang sudah diverbalisasikan. Pemikiran merupakan produk akal manusia yang diekspresikan ke dalam bahasa. Kesemuanya itu akan membentuk pengertian pada diri manusia, pengertian ini dinamakan konsep.
Suatu disiplin akan dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut  memiliki status keilmuan yang jelas. Suatu disiplin ilmu dapat dilakukan pengujian empiris apabila disiplin ilmu tersebut memiliki kejelasan minimal dalam empat hal, yaitu: (1) kejelasan obyek yang menjadi garapan penyelidikannya atau jelas mengenai obyek studinya, (2) kejelasan dalam menggunakan metodologi penyelidikannya, baik bersifat kuantitatif atau kualitatif bahkan mungkin merupakan gabungan dari keduanya, (3) kejelasan mengenai isi atau substansi dari ilmu tersebut dan (4) kejelasan mengenai fungsinya dalam mengatasi atau memecahkan salah satu aspek masalah yang dihadapi manusia.
Daoed Joesoef (1987: 25-26)  menunjukkan bahwa pengertian ilmu mengacu pada tiga hal, yaitu: produk-produk, proses, masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai Produk yaitu pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebanarannya oleh masyarakat ilmuwan. Pengetahuan ilmiah dalam hal ini terbatas pada kenyataan-kenyataan yang mengandung kemungkinan untuk disepakati dan terbuka untuk diteliti, diuji, dan dibantah oleh seseorang.
Ilmu pengetahuan sebagai Proses artinya kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita kehendaki. Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses ini adalah analisis-rasional, objektif, sejauh mungkin “impersonal” dari masalah-masalah yang didasarkan pada percobaan dan data yang dapat diamati. Bagi Thomas Khun “normal science” adalah ilmu pengetahuan dalam artian proses.
Ilmu pengetahuan sebagai Masyarakat artinya dunia pergaulan yang tindak-tanduknya, perilaku dan sikap serta tutur katanya diatur oleh empat ketentuan (imperative) yaitu universalisme, komunalisme, tanpa pamrih (disinterstedness), dan skeptisisme yang teratur.
Van Meslen (1985: 65-66)  mengemukakan beberapa ciri  yang menandai ilmu pengetahuan yaitu: (1) Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara lohis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus (susunan logis). (2) Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung  jawab ilmuwan. (3) universalitas ilmu pengetahuan. (4) Objektivitaas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subjektif (5) Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan. (6) progresivitas artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-problem baru lagi. (7) Kritis, artinya tidak ada teori ilmiah yang difinitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru. (8) Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.
Pendidikan Seni sebagai Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan peta ilmu pengetahuan, pendidikan dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan bisa ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan budaya karena memenuhi syarat-syarat ilmu pengetahuan. Khusus untuk pendidikan seni lebih tepat pada posisi ilmu pengetahuan budaya dan ilmu pengetahuan sosial. Dalam ilmu pengetahuan, ada dua istilah penting yaitu paedagogie (pendidikan) dan paedagogiek (ilmu pendidikan) (Purwanto 2004:3). Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan yang lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan, sedangkan pedagogi berarti pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek menyangkut kegiatan mendidik, dan kegiatan membimbing anak.
Dolanan Tradisional Gerak dan Lagu merupakan salah satu media sosialisasi dan pembentukan karakter anak usia dini masuk dalam wilayah pendidikan seni, yang dalam ranah ilmu pengetahuan masuk kategori  ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan budaya. Dolanan tradisional gerak dan lagu anak bersumber dari masyarakat, yang obyek material dan obyek formalnya memenuhi kriteria sebuah ilmu pengetahuan. Obyek materialnya apabila dilihat dari rumpun ilmu pengetahuan sosial adalah manusia (dalam hal ini adalah anak usia dini) yang pada hakekatnya berbeda dengan benda mati atau tumbuhan dan hewan sehingga harus dikaji dengan menggunakan ilmu pengetahuan sosial, sedangkan apabila dilihat dari rumpun ilmu pengetahuan budaya, maka dolanan tradisional gerak dan lagu anak dikaji dari sudut pemaknaannya. 
 Metode yang digunakan untuk mengkaji dolanan tradisional gerak dan lagu anak menggunakan metode ilmu pendidikan.  Metode ilmu pendidikan adalah prosedur yang menggunakan pola pikir dan pola kerja yang sistematis untuk mendapatkan kebenaran pengetahuan yang sah (valid) dan dapat dipercaya (reliabel).  Metode penelitian yang dominan dalam program pendidikan adalah survey, eksperimen, studi kasus, kaji tindak dan penelitian masa depan. Metode-metode tersebut penting sehingga ilmu pendidikan seni dapat  mengimplementasikan, menggambarkan, menjelaskan, meramalkan dan pengendalian terhadap fenomena dan gejala-gejala pendidikan.  Dolanan tradisional gerak dan lagu anak apabila dilihat dari rumpun ilmu pengetahuan sosial, maka metode pengukuran yang digunakan adalah survey, korelasi. Sedangkan apabila dilihat dari rumpun ilmu pengetahuan budaya, maka metode yang digunakan adalah penafsiran.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat pendidikan seni masuk dalam peta ilmu pengetahuan dengan menempati posisi kategori ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan budaya.


Daftar Pustaka
Bertens. K.1989. Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat  Ilmu, Gramedia,  Jakarta.

Daoed Joesoef, 1987. “Pancasila Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan”, dalam Pancasila sebagai orientasi Pengembangan Ilmu.Yogyakarta:  PT Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat.

Dep.Dik.Bud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2012. Metodologi Penelitian. Semarang: Penerbit Cipta Prima Nusantara Semarang

Sontag. 1987.  Element og Philosophy. New York:Charles Schibner’s Son.

Suriasumantri, Jujun S. 1998. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Van Meslen, 1985. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. Jakarta: Gramedia.







Rabu, 04 Januari 2017

SINGKIRKAN KEMALASAN DENGAN KESIBUKAN YANG CERDAS

Ayo jadikan dirimu generasi cinta budaya Sakti Alam Kerinci,
 disini solusi nya berkreativias tanpa batas... !
Hubungi  : Viola Julia, S.Pd (0823-8009-0605) untuk informasi lengkapnya.


Senin, 21 November 2016

SELAMAT SUKSES FESBUK HMKS SUMBAR PERDANA


FESBUK HMKS SUMBAR (Cetusan Inspiraratif )

Amazing !!!


Dimana Kerinci dikenal dengan keberagaman seni dan budaya yang dimiliknya, tidak salah jika kerinci dijuluki sekepal tanah dari surga.  Seni Budaya yang bermacam ragam yang kini sudah mulai hilang apalagi bagi masyarakat luar daerah.
FESBUK (Festival Seni Budaya Kerinci) yang Selengggarakan oleh HMKS-SUMBAR (Himpunan Mahasiswa Kerinci Sungai Penuh-Sumatera Barat) pada Minggu, 20 November 2016 di Teater Tertutup FBS UNP, dipadati oleh mahasiswa dan tamu undangan hingga dapat menikmati berbagai kesenian Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh di sumatera barat, Fesbuk juga telah mampu menarik perhatian masayarakat Sumbar untuk mengaparesisasi Kesenian dan Budaya Kerinci.
Alrizka Hd selaku ketua Panitia Pelaksana, berterimakasih atas partispasi dari berbagai pihak yang telah serta mensukseskan acara ini. Al juga mengungkapkan bahwa Kerinci dan Sumatera Barat hanyalah perbedaan wilayah Administratif, dan secara aspek Kebudayaan kita tidak jauh berbeda.
Begitu pula sambutan H.Tafyani Kasim (Ketua Himpunan Keluarga Kerinci – Sumatera Barat) sangat mengapresiasi acara ini,  dan seiring juga Kerinci juga telah dinobatkan branding wisata provinsi Jambi pada saat ini. Beliau juga berharap akan ada lagi cetuasan dan inisatif mahasiswa seperti membangun Forum Komunikasi Mahasiswa Kerinci se Nusantara.
Selain dapat membina dan mengembangkan kebudayaan juga dapat mempererat silaturrahmi karena telah mengumpulkan warga Kerinci, acara dinilai mengejutkan bagi pengunjung malah ada yg dari IMK JAKARTA. ungkap "Acel Alfatomi,S.Sn" beserta rombongan sebelum pulang kepadang panjang.

Selasa, 02 Februari 2016

Sebuk Kawo Minuman Tradisional khas kerinci



Serbuk Kawo atau Aye Kawo merupakan minumkan khas masyarakat  Kerinci (kota Sungai Penuh dan kabupaten Kerinci) yang telah  dikonsumsi sejak  zaman penjajahanmasyarakat Kerinci  dimasa lalu telah menggunakan Racikan Daun dari tunas-tunas muda  daun kopi atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Serbuk Daun Kawo”sebagai minuman tradisional. Serbuk Kawo memiliki nilai sejarah karena pada masa  Kolonial Belanda  masyarakat sering mengkonsumsi minuman ini untuk alternatif pengganti minuman biji kopi yang pada masa itu biji kopi tidak dapat di konsumsi oleh masyarakat pribumi karena kopi yang dihasilkan dari masyarakat petani kerincidi eksport keluar Negeri terutama diekspor ke kawasan eropa dan timur tengah. Fakta sejarah mengemukakan salah satu alasan Kolonial ingin menguasai alam Kerinci karena daerah yang berada dikawasan puncak andalas Sumatera di kenal sebagai daerah subur yang sangat cocok untuk budi daya tanaman Kopi disamping tanaman Kentang, Kol, Ubi Jalar dan aneka tanaman pangan. Adapun luas lahan kopi (6.722 Ha)di kabupaten Kerinci paling luas setelah Kulit manis (40.972 Ha)diantara sejumlah sektor pertanianlainya yaitu Kentang  (4.063 Ha), Kol (1.279 Ha), Ubi Jalar (2.775 Ha), Cabe (1.604 Ha), dan Tebu (1.509 Ha) (kerincikab.go.id)
Serbuk daun Kawo dipercaya dapat mengurangi ketergantungan terhadap kopi bagi penderita hypertensi,dan dapat mencegah asam urat,mencegah/mengurangi gejala reumatik dan dapat meningkatkan daya tahan/stamina tubuh, selain itu Serbuk Daun Kawo mengandung zat Anti Bodi yang dapat membantu menetralisir kadar racun kimia yang ada di dalam tubuh.Berdasarkanhasil wawancara pada tanggal 1 Oktober 2015 pada warga kotaPadang bahwa Serbuk Kawo ini tidak ada yang menjual di kota Padang. Sehingga peluang usaha untuk menjual serbuk kawo ini sangat besar sekali karena sebagai pelopor pertama di kota Padangkhususnyadanprovinsi Sumatera Barat umumnya dengan konsep yang berbeda di bandingkan dengan kabupaten Kerinci.
Melihat peluang tersebut, serta dari segi kelayakan usaha dan profit usaha penjualan serbuk kawo ini cukup besar. Maka, dibuatlah inovasi yaitu G_COMAN Ready to MEA” : Green Coffe Minuman bersejarah Penuh Manfaat Siap Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam rangka memperkenalkandanmelestarikan kopi bersejarah yang ada di kabupaten Kerinci sehingga dapat menumbuhkan Industri Kreatif di kota Padang, provinsiSumatera Barat.

Selasa, 20 Oktober 2015

Contoh tugas RPP Mata Kuliah PPS (*Materi Ajar diganti dgn Seni Musik)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                   : SMA N 1 Samatiga
Mata Pelajaran         : Seni Budaya (Seni Teater)
Kelas/Semester        : X/Satu       
Materi Pokok           : Penokohan
Alokasi Waktu          : 2 x 2 JP

A.   Kompetensi Inti
KI 1  : Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya.
KI 2  : Menghayati dan  mengamalkan  perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif  dan proaktif,  dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
 KI 3 :Memahami,  menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya  tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
 KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.   Kompetensi Dasar dan Indikator
1.  KD. 1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap karya seni teater sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
2.  KD.2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian
KD. 2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya
KD. 2.3 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan sesama, serta menghargai karya seni dan pembuatnya
  1. KD. 3.1 Memahami  konsep, teknik dan prosedur berkarya   teater

Indikator
·      Menjelaskan konsep penyajian drama/teater
·      Menjelaskan jenis, simbol dan nilai estetis dalam seni drama/teater.
·      Membedakan beberapa hasil karya seni teater.
·      Menyampaikan hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh

  1. KD. 4.1 Menerapkan watak tokoh sesuai dengan naskah yang dibaca


Indikator
·         Melakukan sajian beberapa contoh watak/tokoh yang dipelajari di depan kelas.
·         Bereksperimen dengan beragam media dan teknik dalam membuat  sajian karya drama/teater.
·         Menghubungkan data-data yang diperoleh dengan kegiatan berkarya
·         Membuat Penyajian watak tokoh


C.   Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, berdiskusi dan presentasi siswa dapat:
1.  Menjelaskan konsep penyajian drama/teater
2. Menjelaskan jenis, simbol dan nilai estetis dalam seni drama/teater.
3. Membedakan beberapa hasil karya seni teater.
4. Menyampaikan hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh
5. Melakukan sajian beberapa contoh watak/tokoh yang dipelajari di depan kelas.
6. Bereksperimen dengan beragam media dan teknik dalam membuat  sajian karya drama/teater.
7. Menghubungkan data-data yang diperoleh dengan kegiatan berkarya
8. Membuat Penyajian watak tokoh

D.   Materi Pembelajaran

Fakta:
·         Sajian karya seni teater di pergelaran drama/teater
·         Tayangan Teater dan sinematografi di Media Elektronik
·         Karya teater di internet

Konsep:
Penyajian karya seni teater dan sinematografi pada umumnya melalui tahap penciptaan, penulisan naskah, latihan dan penampilan teater.Tentunya banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya : Jenis Teater, Media seni teater/drama dan Unsur Pementasan drama


Prinsip:
·         Jenis dan simbol penyajian karya teater
Seni Teater di Indonesia dikelompokkan menjadi dua macam berdasarkan keberasalannya. Teater tradisional merupakan teater yang berasal dari kebudayaan Indonesia.Teater non tradisional merupakan teater yang bukan berasal dari kebudayaan Indonesia.
Simbol penyajian karya teater:
Merupakan perlambang/makna dari penyajian karya musik

No.
Jenis Karya (nama)
Bentuk Penyajian
Makna/Simbul
1.
Teater Tradisional
Wayang orang, Ludruk, Lenong, Wayang kulit, wayang golek, dll
Kebaikan, keteladanan, patriotisme
2.
Teater non tradisional
Pementasan teater, operet, opera, sinetron, dll
Kebaikan, keteladanan, patriotisme


·         Nilai estetika pada penyajian karya teater
Kemampuan dalam mempersepsi, memahami, menanggapi, merefleksi, menganalisis, dan mengevaluasi penampilan karya teater.
Alat dan media memiliki banyak variasi dan macamnya. Alat dan media dapat berupa media dasar berupa : tubuh, suara, kata, gerak/acting, ilustrasi music, dll. Setiap alat dan media tersebut memiliki karakter yang berbeda
·         Teknik dalam penyajian karya teater dapat dimulai dengan cara yang sangat sederhana dan mudah dilakukan

Prosedur:
langkah-langkah membuat  penyajian karya teater.
Penampilan teater sederhana untuk ditampilkan di kelas.
Pencarian ide untuk naskah dilakukan diawal atau dengan cara mencari naskah drama yang sudah jadi.
Tentukan penokohan sesuai karakter/watak dari tokoh yang harus diperankan sesuai naskah.
Lakukan latihan masing-masing terlebih dahulu dengan naskah yang sudah dibuat
Selanjutnya latihan bersama untuk memadukan penampilan karya teater serta adanya saling koreksi terhadap kesalahan diantara para pemain yang akan tampil.


E.   Metode Pembelajaran
·         Eksperimen
·         Diskusi kelompok
·         Presentasi
·         Penugasan

F.   Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1.   Media           : Projektor, Laptop dan speaker
2.   Alat              : Naskah drama/teater
3.   Bahan ajar     :
Buku Paket Seni Budaya Kelas X,  Buku-buku lain yang relevan, Informasi melalui internet, Hasil penampilan karya teater melalui media cetak dan internet, serta sumber lain yang relevan.


G.   Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Setelah mereviu hasil pencapaian kompetensi (KD) sebelumnya, siswa diperlihatkan contoh-contoh penampilan teater dan sinematografi melalui tayangan video dan dijelaskan tentang bagaimana tahapan dalam membuat sebuahpenampilan teater untuk kemudian dibuat rumusan penampilan drama/teater yang akan dilakukan oleh siswa di depan kelas. Selanjutnya melalui diskusi, mendefinisikan konsep drama/teater yang akan ditampilkan,menemukan rumusan untuk jenis drama/teater yang akan dibawakan dan instrumen apa yang akan digunakan dan memecahkan masalah pembuatan naskah. Melalui praktik siswa dapat melakukan penampilan karya drama/teater.serta bekerjasama, berkomunikasi, dan bekerja dengan teliti, jujur, dan penuh tanggung jawab. Empat kelompok yang terbentuk di kelas menampilkan hasil latihan drama/teater di depan kelas. Selama proses pembelajaran dilakuan penilaian proses pada aktivitas di kelas dan hasil tugas mandiri.
Pertemuan Kesatu
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
·      Merefleksi pengalaman peserta didik tentang penampilan karya teater dan sinematografiyang telah mereka lihat.
·      Menjelaskan kaitannya dengan pengalaman mereka terhadap KD yang akan dipelajari.
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran.
·      Bertanya secara lisan tentang macam-macam Penyajian  karya teateryang pernah mereka lihat.
·      Peserta didik mencari tahu dan saling menanyakan tentang Penyajian  karya teater dan sinematografi.
15 menit
Kegiatan Inti

Mengamati :
·         Siswa mengamati Penampilan teater dan sinematografi melalui media cetak atau internet.
·         Guru mengamati dan menilai aktifitas siswa.

Menanya :
  • Siwa saling bertanya tentang hasil pengamatan siswa tentang Penyajian  karya teater.
Mencoba :
·         Siswa dibagi dalam 4 (empat) kelompok.
·         Siswa dalam kelompok diminta untuk mengidentifikasi naskah drama dan video drama/teater yang telah diperolehnya kedalam Penyajian  karya teater.
·        Siswa diminta mengelompokkan Penyajian  karya teater menurut jenis, media dan ide penciptaannya.
·         Masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian.
·         Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan presentasi serta membimbing  diskusi mereka.

Mengasosiasi :
·        Siswa menyimpulkan jenis Penyajian  karya teater
·        Masing-masing kelompok berdiskusi tentang jenis dan simbol Penyajian  karya teater.
·         Masing-masing kelompok berdiskusi tentang nilai estetis dalam Penyajian  karya teater.
·         Guru membimbing dan menilai aktifitas siswa dalam mengidentifikasi Penampilan drama/teater.

Mengomunikasikan :
·        Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian
·         Guru menilai kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan

60 menit
Penutup :
·         Guru bersama siswa menyimpulkan karakteristik penampilan drama/teater
·         Guru bersama siswa menyimpulkan jenis dan simbul Penyajian  karya teater.
·         Guru bersama siswa menyimpulkan nilai estetis Penyajian  karya teater.
·         Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari Penyajian  karya teaterserta mengidentifikasi bahan dan alat yang dibutuhkan
·         Guru menugaskan kepada siswa untuk membawa bahan dan alat Penyajian  karya teateruntuk pertemuan berikutnya.

15 menit



Pertemuan Kedua
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
·      Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya
·      Menagih dan mengingatkan tugas baca dan browsing
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran
·      Melaksanakan pretes tentang Penyajian  karya teater dan sinematografi
15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati dan Menanya
Dua orang siswa dari kelompok berbeda diminta untuk memaparkan hasil tugas baca dan browsing tentang Penyajian  karya teater dan sinematografi

Mencoba
·      Kelompok diminta untuk mencoba membuat perencanaan untuk penampilan musik di depan kelas.
·      Setiap kelompok diberikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan Penyajian  karya teater dan sinematografi
Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah Penyajian  karya teater dan sinematografi
Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan kemampuan menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah dan keterampilan mencoba instruksi kerja
Mengasosiasi
·      Kelompok mendiskusikan hasil kegiatan tentang hubungan antara Penyajian  karya teater dan sinematografi dan bagaimana menggabungkannya.
·      Dengan difasilitasi guru, siswa merumuskan Penampilan  karya teater dan sinematografi
Guru menilai keterampilan mengolah dan menalar
Mengomunikasikan
·    Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi pemecahan masalah
·    Guru menilai keterampilan menyaji dan berkomunikasi
60 menit
Penutup
·         Bersama siswa menyimpulkan Penyajian  karya teater dan sinematografi
·         Memberikan tugas baca lembar kerja praktik yang akan datang
·         Melaksanakan postes
15 menit


Pertemuan Ketiga
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
·      Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya
·      Menagih dan mengingatkan tugas baca
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran

15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
·      Siswa membaca kembali lembar kerja praktik
Menanya
·      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi
Mencoba
·      Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 5 – 7 orang siswa
·    Siswa bekerja dalam kelompok sesuai langkah kerja dalam lembar kerja untuk mendapatkan data
Guru menilai keterampilan menggunakan alat, mengolah, dan menyaji data, serta kejujuran dan ketelitian dlam memperoleh data, serta kerjasama dalam kelompok
Mengasosiasi
·      Kelompok mendiskusikan penyajian dan pengolahan data serta menyiapkan bahan Penyajian  karya teater kelompok
·    Guru menilai kerjasama dan tanggungjawab siswa dalam kerja kelompok
Mengomunikasikan
·      Kelompok mempresentasikan/menampilkan hasil kerja kelompok (penampilan drama di kelas)
·      Guru menanggapi hasil penampilan untuk memberi penguatan pemahaman dan/atau mengklarifikasi miskonsepsi
Guru menilai ketrampilan menyaji dan menalar, serta kesantunan dan kemampuan berkomunikasi
60 menit
Penutup
·         Bersama siswa menyimpulkan kembali hasil praktik dan mengingatkan pentingnya kecermatan, ketelitian, keuletan, dan kejujuran dalam memperoleh, menyajikan, mengolah, dan menganalisis data, serta pentingnya kerjasama, kolaborasi, dan komunikasi dalam kerja kelompok
·         Memberikan tugas presentasi penerapan Penyajian  karya teater dan sinematografi dalam kehidupan dan teknologi dan persiapan mengikuti tes tertulis (Ulangan harian) pada pertemuan yang akan datang

15 menit


Pertemuan Keempat
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
·      Merefleksi hasil laporan praktik yang sudah terkumpul
·      Menagih dan mengingatkan tugas baca
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui presentasi
15 menit
Kegiatan Inti
Mengomunikasikan
·      Dua orang siswa dari kelompok berbeda yang dipilih secara acak diminta untuk mempresentasikan tugasnya
·      Siswa lain dari kelompok berbeda bertanya dan menanggapi presentasi
Satu siswa diminta menyampaikan refleksi pengalaman belajar tentang Penyajian  karya teater dan sinematografi
Guru menilai kemampuan menyaji dan menalar, serta komunikasi
35 menit
Penutup
·         Siswa melaksanakan tes tertulis ulangan harian
·         Memberikan tugas baca untuk pertemuan berikutnya tentang Teknik penulisan naskah teater
40 menit


Penilaian
1.    Jenis/teknik penilaian
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis dan praktek.
2.    Bentuk instrument dan instrumen
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.
Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda
3.    Pedoman Penskoran (Terlampir)

Sumber/Referensi
Buku Pegangan Kurikulum 2013
Seni Budaya Jilid 1
Art & Culture 1  for grade X senior High School (Grafindo Media Pratama)
Buku Seni Budaya Penunjang Aktivitas siswa






Mengetahui                                                             Suak Timah,                     2015
Kepala Sekolah                                                        Guru MAPEL Seni Budaya                    



Drs. Baharuddin                                                       Maria Ulfa, S.Pd
NIP 19620419199303m1 004                                     NIP 198309102010032001


Catatan Kepala Sekolah
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

counter